Seribu Tangga Makam Raja
Gerbang masuk Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri |
Yogyakarta, kota dengan 1001 keistimewaan
di dalamnya. Membicarakan Jogja tentu tidak lepas dari ribuan sejarah di
dalamnya. Hampir di tiap penjuru satu-satunya provinsi yang masih menganut sistem
kesultanan ini, terdapat berbagai wisata bertemakan sejarah. Salah satunya, terletak
di Bukit Merak, Imogiri.
Imogiri, merupakan salah satu Kapanewon
yang terletak di Kabupaten Bantul, yang berjarak sekitar 15km atau sekitar 30
menit dari pusat kota Yogyakarta. Dilansir dari kratonjogja.id, Imogiri berasal
dari kata hima yang berarti kabut, dan giri yang berarti gunung. Hal ini sesuai
dengan kondisi geografis daerah ini yang dikelilingi oleh pegunungan seribu.
Membicarakan Imogiri tentu tidak dapat
dilepaskan dari keberadaan Bukit Merak. Bukit merak sendiri merupakan salah
satu dari sekian banyak bukit yang terdapat di Kapanewon Imogiri, Kabupaten
Bantul. Yang menjadikannya begitu Istimewa ialah di bukit ini terdapat salah
satu objek sejarah yang masih terjaga hingga kini. Objek yang terkenal dengan
julukan ‘seribu tangga’. Apalagi kalau bukan Pasarean Dalem Para Nata atau
lebih dikenal dengan nama Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri.
Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri diantara perbukitan yang hijau |
Berdiri pada kisaran abad ke 17 masehi, Makam
Raja-Raja didirikan atas perintah dari Sultan Agung Hanyakrakusuma pada tahun
1623. Sultan Agung memerintahkan untuk membangun makam baru bagi keluarga
kerajaan yang terletak di sebelah selatan Makam Giriloyo.
Menurut Supriyadi, salah satu warga
sekitar, konon makam ini dibangun di tempat dimana pasir dari Makkah yang
dilemparkan Sultan Agung jatuh di Bukit Merak. Kemudian beliau memerintahkan
Kiai Tumenggung Citro Kusumo untuk membangun kompleks pemakaman di Bukit Merak.
Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri ini
memiliki arsitektur perpaduan dari budaya Islam Jawa dan Islam Hindu abad ke
17. Arsitektur ini terlihat jelas pada bangunan utama yang dibuat dari batu bata
berwarna merah. Pada bangunan utama tersebut menjadi tempat bersemayam Sultan
Agung Hanyakrakusuma sekaligus menjadi raja pertama yang disemayamkan di Makam
Raja-Raja Imogiri.
Setelah terjadi Perjanjian Giyanti pada
tahun 1755, Kesultanan Mataram Islam terpecah menjadi 4 bagian. Walau begitu,
hal ini tidak membuat keberadaan Makam Raja-Raja Imogiri terpinggirkan. Kompleks
ini tetap menjadi area pemakaman para Raja keturunan Sultan Agung hingga kini
walaupun memang dibagi menjadi 2 area, yakni milik Kasunanan Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta dengan kompleks makam Sultan Agung berada diantara
keduanya.
'seribu' anak tangga Makam Raja-Raja Imogiri |
Kawasan Makam Raja-Raja Imogiri ini,
dijaga oleh abdi dalem kedua kerajaan yang masih eksis tersebut. Tak mengherankan
apabila kompleks ini masih terawat meskipun telah berusia ratusan tahun. Beberapa
tradisi juga masih dilaksanakan hingga kini. Salah satunya tradisi ‘Nguras
Enceh’ yang dilaksanakan setiap Jum’at Kliwon pada bulan Suro pada penanggalan Jawa.
Tradisi ini kerap menarik perhatian berbagai pihak sebab di hari tersebut kerap
diadakan kirab budaya yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul
dan masyarakat Imogiri.
Selain berbagai tradisi yang kerap diadakan, Makam Raja-Raja Imogiri ini juga sering dikunjungi wisatawan untuk berziarah. Di hari-hari tertentu, banyak peziarah yang datang ke makam ini dengan berbagai tujuan. Saat berziarah, pengunjung pun diwajibkan menggunakan pakaian tradisional Jawa saat memasuki beberapa bangunan. Tradisi inilah yang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Setelah berziarah, wisatawan juga dapat mampir untuk menikmati makanan dan minuman khas yang banyak dijual di sekitar Makam Raja-Raja ini. Berbagai lapak pedagang yang terdapat di seputaran area parkir dapat menjadi pilihan yang tepat untuk beristirahat seusai menapaki ratusan anak tangga. Selain itu banyak pula oleh-oleh khas Imogiri seperti Wedhang Uwuh, Wedhang Canthing dan sebagainya yang dapat dibeli dengan harga yang cukup terjangkau.
Penulis : Devanda Tasya |
Komentar
Posting Komentar